GameFi 2.0 berfokus pada gameplay yang benar-benar seru dan ekonomi blockchain yang lebih sehat. Pelajari pergeseran dari play-to-earn ke play-and-own, desain token yang berkelanjutan, serta tantangan dan peluangnya.
Gelombang awal GameFi (sering dikenal lewat model play-to-earn) sempat meledak karena janji “main game bisa menghasilkan.” Namun banyak proyek tersandung karena masalah klasik: gameplay kurang menarik, ekonomi token tidak stabil, dan fokus pemain bergeser dari “seru” menjadi “cuan.” Dari pengalaman itu, lahirlah narasi baru: GameFi 2.0—fase yang lebih dewasa, di mana prioritasnya adalah gameplay yang kuat dan ekonomi blockchain yang lebih seimbang.
GameFi 2.0 bukan sekadar mengganti istilah. Ini adalah perubahan cara membangun game: menempatkan game sebagai produk hiburan terlebih dulu, lalu blockchain sebagai sistem kepemilikan dan insentif yang tidak merusak pengalaman bermain.
1) Apa Itu GameFi 2.0?
GameFi 2.0 adalah pendekatan Web3 gaming yang:
- memprioritaskan fun-first gameplay
- mengurangi ketergantungan pada “earn” sebagai motivasi utama
- menata ekonomi token agar lebih sustainable
- mendorong konsep play-and-own (main untuk memiliki) daripada sekadar play-to-earn
Dalam versi 2.0, blockchain bukan “mesin uang”, melainkan infrastruktur untuk:
- kepemilikan aset digital (skin, item, land, collectible)
- pasar sekunder yang transparan
- identitas dan progress yang bisa dibawa lintas ekosistem (tergantung desain)
2) Kenapa Play-to-Earn Banyak Gagal?
Agar paham kenapa 2.0 muncul, kita harus jujur melihat kelemahan gelombang pertama:
- Gameplay lemah, ekonomi jadi alasan orang bermain
Saat reward turun, pemain pergi karena tidak ada “seru”-nya. - Token inflasi tinggi
Jika token terus dicetak sebagai hadiah, nilai cenderung turun. - Model “pemain baru membayar pemain lama”
Ketika pertumbuhan berhenti, ekonomi macet. - Spekulan mendominasi
Ekosistem jadi lebih mirip pasar aset daripada game. - Barrier to entry
Banyak game mengharuskan modal awal (NFT mahal), membuat pemula sulit masuk.
GameFi 2.0 mencoba memperbaiki semua itu.
3) Perubahan Besar: Dari “Earn” ke “Engage”
Jika GameFi 1.0 bertanya: “Berapa yang bisa kamu hasilkan?”
GameFi 2.0 bertanya: “Seberapa seru gamenya dan apa nilai yang kamu miliki?”
Ciri perubahan:
- reward tidak selalu berupa token yang bisa dijual
- lebih banyak reward berupa kosmetik, akses, status, atau progression
- sistem ekonomi lebih mirip game tradisional (sink & balancing), hanya saja asetnya bisa benar-benar dimiliki
4) Fondasi GameFi 2.0: Gameplay Harus Menang Sendiri
GameFi 2.0 menempatkan gameplay sebagai core:
- loop permainan jelas dan adiktif secara sehat
- ada skill expression (bukan cuma klik-klik farming)
- desain level, cerita, dan tantangan yang membuat orang “betah”
- kompetisi atau co-op yang punya alasan untuk kembali
Kalau game tidak menarik tanpa reward finansial, ekonomi blockchain akan selalu rapuh.
5) Ekonomi Blockchain yang Seimbang: Kunci Utama
Agar ekonomi tidak “meledak lalu ambruk”, GameFi 2.0 biasanya menerapkan:
A) Token Sink yang Nyata
Sink adalah mekanisme yang “menghabiskan” token agar tidak menumpuk:
- crafting dan upgrade item
- repair durability
- entry fee untuk turnamen/event
- reroll, cosmetics, atau battle pass tertentu
Tanpa sink, token inflasi dan harga jatuh.
B) Reward yang Lebih Terkontrol
Bukan semua aktivitas menghasilkan token. Reward bisa:
- dibatasi harian/musiman
- disesuaikan performa (skill-based)
- berbasis kontribusi ekosistem (misal: membuat konten, guild activity)
C) Pemisahan Mata Uang (Dual Currency System)
Beberapa ekosistem memakai:
- 1 token untuk governance / nilai jangka panjang
- 1 token untuk utilitas in-game (lebih fleksibel)
Tujuannya: menahan volatilitas agar gameplay tidak rusak karena harga token naik-turun.
D) Aset NFT yang Tidak Merusak “Fairness”
NFT tidak boleh bikin game jadi pay-to-win brutal. Pendekatan yang lebih sehat:
- NFT lebih fokus ke kosmetik, akses, atau convenience
- item power dibatasi atau punya matchmaking yang adil
- progres bisa diraih lewat skill/time, bukan hanya modal
6) “Play-and-Own”: Kepemilikan Tanpa Mengorbankan Keseruan
Konsep play-and-own adalah:
- kamu main karena seru
- kamu tetap bisa memiliki aset digital (skin, collectible, achievement token)
- kepemilikan memberi nilai sosial/komunitas, bukan hanya nilai jual
Dari sisi pemain, manfaatnya:
- koleksi punya makna
- item bisa diperdagangkan jika memang mau
- progress terasa lebih “punya kita”
Namun, tetap perlu desain yang menjaga keseimbangan agar ekonomi tidak jadi tujuan utama.
7) Peran Komunitas: Guild, Creator Economy, dan UGC
GameFi 2.0 juga sering menguatkan ekosistem komunitas:
- guild system yang lebih sehat (bukan eksploitasi farming)
- insentif untuk creator (streamer, modder, map builder)
- user-generated content (UGC) yang bisa menambah umur game
Game yang hidup biasanya bukan karena token, tapi karena komunitasnya aktif dan kreatif.
8) Tantangan GameFi 2.0 yang Masih Harus Diatasi
Meski lebih matang, GameFi 2.0 tetap punya tantangan:
- UX onboarding: wallet, gas fee, dan keamanan masih bikin pemula takut
- regulasi: area abu-abu soal aset digital dan monetisasi
- bot & abuse: ekonomi token rawan diserang farming otomatis
- volatilitas pasar kripto: bisa memengaruhi persepsi dan daya beli pemain
- balancing: ekonomi game itu rumit—lebih rumit lagi jika ada pasar sekunder
9) Ciri GameFi 2.0 yang “Bagus” (Checklist Cepat)
Kalau kamu menilai sebuah proyek GameFi, lihat ini:
- apakah game tetap seru tanpa reward uang?
- apakah ada token sink yang jelas?
- apakah reward tidak terlalu inflasi?
- apakah NFT tidak bikin pay-to-win ekstrem?
- apakah ada roadmap fitur game yang masuk akal (bukan cuma listing token)?
- apakah komunitasnya aktif karena gameplay, bukan karena spekulasi?
Jika mayoritas jawabannya “ya”, peluang sustainability lebih tinggi.
Kesimpulan
GameFi 2.0 adalah evolusi dari hype play-to-earn menuju model yang lebih sehat: gameplay seru sebagai prioritas utama dan ekonomi blockchain yang seimbang lewat token sink, reward terkontrol, dan pendekatan play-and-own. Jika gelombang pertama mengajarkan bahwa ekonomi tanpa game yang bagus akan runtuh, maka GameFi 2.0 mencoba membuktikan hal sebaliknya: game yang bagus bisa bertahan—dan blockchain hanya memperkuat pengalaman, bukan menggantikannya.
Baca juga :
- NFT Utility: Dari Koleksi Digital ke Akses Eksklusif Dunia
- Post-Quantum Blockchain: Solusi Aman di Era Komputasi